Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap
kesempurnaan proses pembakaran didalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan
diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar
kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu
dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan,
melumasi dan menyetel komponen atau sistem.
Komponen sistem pengapian
yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup
distributor. Bagian tersebut perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya dengan
amplas. Bagian sistem pengapian yang perlu pelumasan adalah nok dan rubbing block, poros nok dan centrifugal advancer. Penyetelan sistem
pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dweel,
penyetelan saat pengapian. Antara celah platina dan sudut dweel dapat dilakukan
salah satu. Penyetelan sudut dweel lebih
akurat dibandingkan penyetelan celah platina, karena dweel tester lebih akuran
dibandingkan feller gauge.
Bagi pemilik kendaraan
perawatan dapat dilakukan sendiri
dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan. Alat dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan perawatan antara lain:
1. Bahan
: Grease, amplas
2. Alat
: Kunci busi, kunci ring 10, 12,
19, obeng (+) dan obeng (-), feeler
gauge, lampu 12V dengan dua kabel, multimeter.
Selain alat tersebut, pada
bengkel yang baik menggunakan beberapa alat: diantaranya: Tester Spark Plug
Cleaner , Spark plug gauge , Tune up tester , Timing
tester dan condenser tester.
a. Tester Spark Plug Cleaner alat untuk membersihkan dan
memeriksa busi.
b. Spark plug gauge untuk mengukur dan menyetel celah busi.
c. Tune up tester untuk mengukur putaran dan
sudut dweel.
d. Timing tester untuk mengetahui saat
pengapian.
e. Condenser tester untuk memeriksa kapasitas
kondensor
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian
adalah sebagai berikut.
1.
Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian
Gambar 40. Memeriksa secara visual komponen pengapian
Periksa komponen sistem
pengapian secara visual dari:
- Elektrolit
baterai kurang, terminal baterai
dari sambungan kotor, kabel putus atau terbakar
- Koil
pengapian dari terminal kotor, kabel kendor, putus, terbakar atau bodi
retak
- Distributor
retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik
- Kabel
busi dari retak atau pemasangan kurang rapat
2.
Memeriksa, membersikan dan menyetel celah busi
a. Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel
dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar urutan pengapian tidak salah.
b. Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan
deposit karbon pada rongga busi, kondisi elektrode, masukkan busi pada nampan
yang berisi bensin.
c. Bersihkan rongga busi menggunakan
sikat dan bersihkan elektrode busi
dengan amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan
benda keras seperi obeng kecil atau kawat karena dikuatirkan isolator porselin
menjadi retak sehingga busi mati.
Gambar 41. Cara melepas kabel tegangan tinggi yang benar
d. Setel celah elektrode busi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
|
|
|
Membersihkan
|
Memeriksa celah busi
|
Menyetel celah busi
|
Gambar 42.. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah
busi
Saat kita melakukan pengujian
busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih baik, namun terdapat
kemungkinan saat didalam silinder busi mati karena busi bekerja peda tekanan
lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut dibuat
Spark plug cleaner and tester.
Penggunaan
Spark Plug Cleaner Tester tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan busi
a. Pasang busi yang akan
dibersihkan pada lubang pembersih (3),
tekan tombol udara untuk membersihkan kotoran yang menempel.
b. Tekan tombol pasir pembersih
sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi (atur tekanan 3-4 kg/ cm2 , waktu 3-4 detik)
c. Ulangi langkah a) dan b)
sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan tombol udara (1) agar pasir
yang masih menempel dapat bersih.
Gambar 43. Spark plug cleaner tester
2. Memeriksa busi
a. Pasang busi pada lubang
tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak tepat ganti ukuran
lubang ( diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm, 12mm dan 14mm).
b. Tekan tombol spark test, dan
lihat apakah terdapat pecikan api pada celah jarum, yang dapat dilihat pada
kaca pandang (9) dan (10), bila ada
berarti alat berfungsi.
c. Pasang kabel tegangan tinggi
pada terminal busi.
d. Tekan tombol spark test (6),
pada beberapa kondisi tekanan:
Tekanan 2-3 kg/cm2
: terjadi percikan api pada kaca
pandang (9)
Tekanan 3-4
kg/cm2 : terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
(10)
Tekanan 5 kg/cm
lebih :
terjadi percikan pada kaca pandang (10).
Bila saat tekanan
2-3 kg/cm2 terjadi percikan api pada kaca pandang (10) saja berarti busi sudah
jelek.
3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi
a. Lepas kabel tegangan tinggi, bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada
karat dengan menggunakan amplas.
b.
Periksa tahanan kabel menggunakan W meter ( multi meter bagian W ,posisi selector pada 1xk), tahanan kabel harus
kurang dari 25 kW.
Perhatian : Jangan menekuk atau
menarik kabel berlebihan sebab dapat merusak
kabel tegangan tinggi.
Gambar 44. Memeriksa kabel
busi
4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup
distributor
a. Lepas tutup distributor dengan melepas kait
penguncinya.
b. Periksa tutup distributor dari kemungkinan
retak, karat / kotor pada terminal tegangan tinggi.
c. Bersihkan terminal tegangan tinggi dengan
amplas.
d.
Lepas rotor, bersikan karat/ deposit pada ujung rotor menggunakan amplas.
Gambar 45. Memeriksa
dan membersihkan tutup distributor
5. Memeriksa nok, centrifugal
advancer dan vacuum advancer
a. Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan
aus, keausan secara visual dapat dilihat dari banyaknya goresan pada nok.
Lumasi poros menggunakan grease.
b.
Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah
dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor
maka rotor harus segera kembali. Kekocaakan rotor saat diputar tidak boleh
berlebihan.
c.
Periksa vacuum advancer dengan cara: lepas slang vacuum, hubungkan ke pompa
vacuum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus
bergerak. Bila tidak mempunyai pompa vacuum dapat dengan cara dihisap dengan
kuat.
|
|
Memeriksa centrifugal advancer
|
Memeriksa vacuum advancer
|
Gambar 46. Memeriksa
advancer
6. Memeriksa koil pengapian
- Atur
selector multi meter kearah x1Ω, kalibrasi Ohm meter dengan cara
menghubungkan kedua colok ukur,
setel penunjukan tepat pada 0 Ω, bila penyetelan tidak tercapai
periksa/ ganti baterai multi meter.
- Periksa
tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor.
Nilai tahanan resistor 1,3 - 1,5Ω. Pada koil pengapian jenis internal
resistor, pengukuran resistor dengan menghubungkan jolok ukur pada
terminal (B) dengan terminal (+).
- Periksa
tahanan primer koil dengan menghubungkan jolok ukur antara teminal (+)
dengan terminal (-) koil. Nilai tahanan 1,3 – 1,6 Ω.
- Atur
selector pada 1xk, kalibrasi Ohm meter dengan cara menghubungkan kedua
colok ukur, setel penunjukan tepat
pada 0 Ω.
- Periksa
tahanan primer koil dengan menghubungkan jolok ukur antara teminal (+)
dengan terminal tinggi koil. Nilai tahanan 10 – 15 kΩ.
- Periksa
kebocoran atau hubung singkat dengan menghunungkan (+) koil dengan bodi.
Tahnan harus menunjukkan tak terhingga.
Gambar 47 Pemeriksaan koil pengapian
7.
Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina/ menyetel sudut dwell
Menyetel celah platina dan
sudut dwell merupakan pekerjaan yang sama. Perbedaan menyetel sudut dwell dengan
menyetel celah platina adalah:
- Menyetel
sudut dwell menggunakan alat dwell tester untuk mengukur lama platina
menutup. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur elektrik, hasil pengukuran
lebih akurat tetapi harga alat
mahal.
- Menyetel
celah platina menggunakan alat feeler gauge, untuk mengukur celah platina sebagai
indicator lama atau sudut platina membuka. Hasil pengukuran kurang akurat,
tetapi harga alat 1/1000 dari harga
alat dwell tester.
- Bila
celah platina besar maka sudut dwell kecil, dan sebaliknya bila celah
platina kecil maka sudut dwell menjadi besar.
Langkah
menyetel celah platina adalah:
a. Putar puli poros engkol sampai rubbing blok
pada puncak nok atau platina membuka maksimal.
b.
Periksa kondisi permukaan platina dari kemungkinan aus, terbakar, kontak yang
tidak tepat. Bila terjadi keausan platina, lepas platina dengan melepas
sekerup pengikatnya. Amplas permukaan platina sampai keausan
hilang, periksa ketepatan kontak permukaannya. Membersikan platina juga dapat
dilakukan langsung tanpa melepas dari dudukannya, namun dengan cara ini
hasilnya sering menyebabkan permukaan kontak tidak tepat atau adanya serpian
amplas tertinggal dipermukaan kontak sehingga saat platina menutup tidak ada
aliran listrik akibat terganjal oleh serpian amplas.
|
|
Gambar 48. Menyetel
celah platina
d. Pasang kembali platina, geser penyetelan
platina sampai platina membuka 0,40 – 0,50 mm, kencangkan sekerup pengikat
namun platina masih dapat digeser.
e. Setel celah platina dengan cara menyisipkan
feeler gauge ukuran 0,40 – 0,50 mm, bila feeler tidak dapat masuk berarti celah
terlalu kecil, dan sebaliknya. Letakkan obeng (-) pada tempat penyetelan putar
obeng searah jarum jam untuk memperbesar celah dan sebaliknya. Kencangkan
sekerup pengikat agar celah tidak berubah.
Beberapa kendaraan menggunakan celah rubbing
blok sebagai spesifikasi menyetel celah platina. Cara penyetelan kedua
model tersebut sama, namun bila sepesifikasi
kendaraan menentukan celah rubbing blok kita setel celah platina
hasilnya dapat berbeda, untuk itu ikuti petunjuk yang diberikan produsen
kendaraan. Kelebihan penyetelan pada celah rubbing blok adalah permukan kontak
platina tidak kotor oleh minyak pada feller gauge, adanya minyak pada permukaan
kontak menyebabkan oksidasi pada permukaan kontak lebih cepat sehingga usia
platina lebih pendek.
Langkah menyetel sudut dwell
a.
Pasang
dwell tester sesuai petunjuk alat, untuk model 2 kabel maka kabel merah
dihubungkan terminal distributor atau (-) koil pengapina, kabel hitam
dihubungkan ke massa .
|
|
Gambar 49 Pemasangan dwell tester
b.
Hidupkan
mesin, lihat besar sudut dwell yang ditunjukan oleh alat ukur. Pada mesin 4
silinder spesifikasi sudut dweel sebesar 52 ± 2 º.
c.
Bila
sudut dwell terlalu besar, berarti celah platina terlalu sempit. Matikan mesin, buka tutup distributor,
kendorkan mur pengikat platina, stell sudut dweel dengan menggeser dudukan
platina kearah celah platina yang lebih besar.
d.
Pasang
kembali tutup distributor, hidupkan mesin, periksa apakah hasil penyetelan sudut dwell
telah tepat. Ulangi bila hasil penyetelan belum tepat.
6.
Menyetel saat pengapian
- Menyetel menggunakan
timing tester
Penggunaan Timing Tester
untuk menyetel saat pengapian adalah sebagai berikut:
1) Hidupkan mesin pada putaran
stasioner (putaran stasioner 700
rpm, pengukuran putaran lebih tepat
menggunakan tachometer yang terdapat pada tune up tester gambar di atas).
2) Pasang Timing
Tester, dengan menghubungkan alat dengan sumber listrik yaitu kabel merah
(+) pada baterai (+), kabel hitam (-) pada baterai (-) dan sensor pada kabel
tegangan tinggi silinder 1.
Gambar 50. Menyetel saat pengapian dengan timing light
3) Tekan tombol pada Timing
Tester, arahkan cahaya pada tanda pengapian (timing mark).
4) Bila saat pengapian tidak
tepat, kendurkan baut pengikat distributor, putar distributor berlawanan arah dengan putaran rotor untuk
mengajukan dan putar searah putaran rotor untuk mengundurkan saat pengapian.
Penyetelan sudut dweel harus
dilakukan dahulu setelah itu baru dilakukan penyetelan saat pengapian. Urutan
penyetelan tersebut tidak boleh terbalik, bila terbalik maka hasil penyetelan
saat pengapian akan berubah saat dilakukan penyetelan sudut dweel. Perubahan
hasil penyetelan saat pengapian tersebut disebabkan saat dilakukan penyetelan
sudut dweel akan merubah celah kontak pemutus arus, celah kontak pemutus arus berubah maka waktu
pembukaan kontak jadi berubah. Celah kontak membesar berarti kontak lebih cepat
membuka maka saat pengapian menjadi lebih maju dan sebaliknya.
- Menyetel saat pengapian
tanpa timing light
Penyetelan saat pengapian
tanpa timing tester dapat dilakukan, namun akurasi hasil sangat tergantung dari
keterampilan mekanik.
Langkah penyetelan adalah
sebagai berikut:
1) Putar poros engkol sampai
tepat tanda pengapian, misal saat pengapian 88
sebelum TMA, maka kita tepat engkol pada posisi tersebut.
2) Buka tutup distributor
3) Kendorkan baut pengikat
distributor dengan kunci 12 mm
4) Putar kunci kontak ke arah
ON,
5) Amati kontak platina, bila
kontak platina menutup putar rumah distributor berlawanan dengan arah putaran
rotor sampai platina mulai membuka sebagai indicator mulai membuka adalah
adanya percikan api pada kontak platina. Sebaliknya bila saat itu kontak
platina telah membuka maka putar rumah distributor searah putaran rotor sampai
platina menutup dan putar balik sehingga platina mulai membuka.
6) Kencangkan kembali baut
pengikat distributor.
Gambar 51 Menyetel saat pengapian tanpa timing light
7) Rakit kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi.
Perhatikan lokasi nok pada rumah distributor agar tutup distributor dapat
terpasang dengan baik. Kabel tegangan tinggi busi harus terpasang dengan urutan
yang benar seperti sebelum dibongkar. Kesalahan memasang akan menyebabkan mesin sulit hidup, mesin pincang dan terjadi
ledakan di karburator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar